EkaristiMINGGU BIASA VI/B, 11 Februari 2018 (HARI ORANG SAKIT SEDUNIA KE-26 2018) 1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni, dan dosa-dosanya ditutupi. Berbahagialah manusia, yang kesalahannya 2. Dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata,
– Dalam beberapa tahun terakhir ini, di paroki kami selalu dirayakan Hari Orang Sakit Sedunia. Apa tujuannya? Selain ajakan untuk lebih banyak memperhatikan dan berdoa bersama untuk orang sakit, apakah iman kita mempunyai andil dalam penyembuhan? Veronika Irmawati, 085233207xxx Pertama, pada 13 Mei 1992, Paus Yohanes Paulus II menetapkan 11 Februari sebagai Hari Orang Sakit Sedunia HOSS dan mulai dirayakan pada 11 Februari 1993. Penetapan ini hanya berjarak setahun setelah dia didiagnosa menderita penyakit Parkinson pada awal 1991. Menurut Bapa Suci Yohanes Paulus II, HOSS dibaktikan sebagai “hari khusus untuk doa dan berbagi, untuk mempersembahkan penderitaan kita”. Tujuan itu kemudian dirinci, yaitu 1 mengingatkan umat beriman untuk berdoa secara khusyuk dan tulus untuk mereka yang sakit; 2 mengundang semua orang Kristiani untuk merefleksikan dan menanggapi penderitaan manusia; 3 mengakui dan menghormati semua orang yang bekerja dan melayani dalam bidang kesehatan dan berbagai pemerhati kesehatan. Kedua, bersama dengan ajakan untuk solider dan peduli kepada orang sakit, HOSS juga gencar mengajak umat menyadari peran iman, baik dalam menghadapi penderitaan dan sakit, maupun dalam proses penyembuhannya. Kita selalu diingatkan bahwa mukjizat-mukjizat Yesus masih terus terjadi, melalui kehadiran-Nya dalam sakramen-sakramen, terutama melalui sakramen-sakramen penyembuhan Rekonsiliasi dan Pengurapan Orang Sakit, dan secara khusus melalui Sakramen Ekaristi. Penetapan Pesta Bunda Maria dari Lourdes, 11 Februari, sebagai HOSS membawa pesan iman ini. Penyembuhan dan mukjizat yang terjadi di Lourdes membuktikan, bahwa mukjizat penyembuhan masih terjadi, terus terjadi dan akan terjadi. Semua itu terjadi karena iman. Maka kata-kata perwira yang digunakan dalam liturgi Ekaristi sebelum komuni, adalah ungkapan iman yang nyata, bukan sekadar pelengkap liturgis “Ya Tuhan saya tidak pantas, Tuhan datang pada saya, tetapi berkatalah saja, maka saya akan sembuh”. Apa yang terjadi di Lourdes, bisa terjadi juga di manapun di seluruh dunia, jika kita sungguh beriman seperti perwira itu “Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya” Mat 813. Ketiga, pemilihan tanggal 11 Februari juga punya makna mengikutsertakan Bunda Maria dalam permohonan akan kesembuhan. Seperti halnya dalam perkawinan di Kana, permohonan yang dibawa bersama Bunda Maria dan melalui Yesus, akan didengarkan oleh Allah Bapa. Kita diundang untuk meniru iman Maria yang luar biasa pada Yesus, yaitu ketika Maria meminta para pelayan, untuk melakukan apa saja yang diperintahkan Yesus, meskipun Yesus mengatakan “Saat-Ku belum tiba.” Yoh 2 4-5. Peran Bunda Maria sebagai Ibu yang peduli pada anak-anaknya, mendapatkan penekanan dalam tema HOSS tahun 2018 ini, yaitu “Mater Ecclesiae Ibu, inilah anakmu! Inilah ibumu! Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya’” Yoh 1926-27. Sebagai ibu, Bunda Maria pasti tidak akan membiarkan anak-anaknya berada dalam kesulitan dan penderitaan. Seperti dalam perkawinan di Kana, Bunda Maria akan membawa kebutuhan-kebutuhan kita, melalui Yesus kepada Allah Bapa. Keempat, dalam pesan Bapa Suci yang diterbitkan setiap tahun dalam rangka HOSS, tak henti-hentinya para Bapa Suci, menekankan secara khusus tugas Gereja untuk memberikan sakramen-sakramen penyembuhan, yaitu Sakramen Rekonsiliasi dan Pengurapan Orang Sakit, yang umumnya mencapai puncaknya dalam Ekaristi. Dimensi penyembuhan riil dari sakramen-sakramen inilah yang perlu ditekankan kembali. Gereja melanjutkan kepedulian Yesus Kristus kepada orang sakit, dan melalui kuasa penyembuhan dari sakramen-sakramen itu, Yesus terus hadir dan bekerja di tengah-tengah umat. Petrus Maria Handoko CM
Dalamrangka Hari Orang Sakit Sedunia ke-26 yang jatuh pada tanggal 11 Februari, Paroki Kranji melalui WKRI Cabang Santo Mikael sebagai panitia mengadakan Mi
Padabulan Oktober 2018, dengan Sinode Para Uskup dengan tema Orang-orang muda, iman dan penegasan panggilan, Gereja telah melakukan proses refleksi tentang kondisi kalian di dunia sekarang ini, terhadap pencarian makna dan rencana dalam hidup, terhadap hubungan kalian dengan Allah. Pada Januari 2019, saya bertemu dengan ratusan ribu teman-teman kalian dari seluruh dunia, yang berkumpul di Panama untuk Hari Orang Muda Sedunia.
HariPenglihatan Sedunia. 09/10/2018. Setiap orang, mulai dari anak-anak hingga usia lanjut, dianjurkan untuk memeriksakan mata ke dokter spesialis mata setidaknya 2 tahun sekali. Gejalanya dapat berupa sakit kepala, nyeri leher, sakit pada bahu dan punggung, mata kering dan tegang, sulit fokus menatap kejauhan, dan pandangan menjadi
HARIOSTEOPOROSIS SEDUNIA 2018. 20/10/2018. No Comments. Osteoporosis merupakan penyakit yang ditandai dengan penurunan kepadatan tulang di mana tulang menjadi berpori sehingga penderita sangat rapuh terhadap trauma dan fraktur. Beberapa penyebab seperti kurangnya hormon estrogen pada wanita dan hormon androgen pada pria, kurangnya asupan
. 34 153 279 65 409 57 392 438
hari orang sakit sedunia 2018